Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku Disanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu ..... Hiduplah tanahku Hiduplah negriku Bangsaku Rakyatku semuanya Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya ..... Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta ..... Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya ..... Indonesia Raya Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta ..... Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya

Telaga Sarangan


Telaga Sarangan yang juga dikenal sebagai telaga pasir ini adalah sebuah telaga alami yang terletak di kaki Gunung Lawu, di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Berjarak sekitar 16 kilometer arah barat kota Magetan. Telaga ini luasnya sekitar 30 hektar dan berkedalaman 28 meter. Dengan suhu udara antara 18 hingga 25 derajat Celsius, Telaga Sarangan mampu menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya.

Telaga Sarangan merupakan obyek wisata andalan Magetan. Di sekeliling telaga terdapat dua hotel berbintang, 43 hotel kelas melati, dan 18 pondok wisata.Di samping puluhan kios cendera mata, anda dapat pula menikmati indahnya Sarangan dengan berkuda mengitari telaga, atau mengendarai kapal cepat.Fasilitas obyek wisata lainnya pun tersedia, misalnya rumah makan, tempat bermain, pasar wisata, tempat parkir, sarana telepon umum, tempat ibadah, dan taman.

Keberadaan 19 rumah makan di sekitar telaga menjadikan para pengunjung memiliki banyak alternatif pilihan menu. Demikian pula keberadaan pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai suvenir telah memberikan kemudahan anda untuk membeli oleh-oleh. Hidangan khas yang dijajakan di sekitar telaga adalah sate kelinci.

Magetan juga tertolong dengan adanya potensi industri kecil setempat yang mampu memproduksi kerajinan untuk suvenir, misalnya anyaman bambu, kerajinan kulit, dan produk makanan khas seperti emping melinjo dan lempeng (kerupuk dari nasi).Telaga Sarangan memiliki beberapa kalender event penting tahunan, yaitu labuh sesaji pada Jumat Pon bulan Ruwah, liburan sekolah di pertengahan tahun, Ledug Sura 1 Muharram, dan pesta kembang api di malam pergantian tahun.

Pemkab setempat tengah membuat proyek jalan tembus yang menghubungkan Telaga Sarangan dengan obyek wisata Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar. Proyek pelebaran dan pelandaian jalan curam yang menghubungkan dua daerah tersebut hampir selesai pada tahun ini..

Obyek wisata ini dapat ditempuh dari Kota Magetan; dan lokasinya tak jauh dengan Air Terjun Grojogan Sewu, Tawangmangu (Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah).

Legenda terjadinya telaga sarangan

KONON, di tengah hutan di bawah kaki Gunung Lawu, hidup sepasang suami istri bernama Kiai Pasir dan Nyonya Pasir. Mereka tinggal di kawasan hutan belantara itu dengan cara membuka hutan dan bercocok tanam di ladang.

Pada suatu hari, Kiai Pasir hendak berangkat ke ladang bercocok tanam. Namun, di tengah perjalanan, ia melihat sebuah telur seukuran kepalan tangan teronggok di rerimbunan semak belukar. Tanpa pikir panjang, Kiai Pasir mengambil telur itu, lalu dibawa pulang ke gubuknya.

Telur aneh itu bukannya disimpan, tapi oleh Nyonya Pasir dimasak untuk hidangan makan pagi mereka. Setelah kekenyangan memakan telur, Kiai Pasir kembali ke ladang. Sementara, Nyonya Pasir tetap menunggu sang suami di gubuknya.

Tak berselang lama, Kiai Pasir yang tengah berada di ladang merasakan perutnya sakit bukan kepalang. Dia meronta-ronta karena perutnya terasa sangat panas. Dia pun akhirnya terguling-guling di atas tanah ladangnya. Hal aneh terjadi, tubuh Kiai Pasir berubah menjadi naga besar, bersisik, dan bersungut.

Di waktu yang bersamaan, Nyonya Pasir juga merasakan perutnya sakit tak keruan dan lari menuju ke ladang tempat suaminya bercocok tanam. Namun, dia kaget ketika melihat suaminya sudah berubah menjadi naga.Tak lama, Nyonya Pasir juga mengalami nasib serupa, dia pun meronta dan terguling di atas tanah dan berubah menjadi naga besar.

Kedua naga besar itu masih meronta dan terguling-guling di ladang hingga dalam waktu sekejap. Cekungan di ladang sudah penuh dengan air dan berubah menjadi kolam besar. Kolam besar itulah yang kemudian berubah menjadi telaga yang kemudian oleh masyarakat setempat dinamakan Telaga Pasir Sarangan.

Boleh percaya boleh tidak, legenda Kiai Pasir dan Nyonya Pasir itu hingga kini masih dipercaya masyarakat yang tinggal di sekitar Telaga Sarangan yang terletak di kaki Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan ini.


Setelah anda berkunjung ke telaga sarangan jangan lupa beli oleh2 kerajinan kulit dan jajanan khas magetan di jalan sawo magetan ya !

3 comments:

  1. artikel yang agan posting ini sangat bermanfaat membantu menambah wawasan kami. terimakasih banyak ya..

    ReplyDelete
  2. thanks gan infonya menarik dan bermanfaat
    serta menambah wawasan objek wisata sukses terus

    ReplyDelete
  3. saya suka sekali info yang ada di blog ini
    terimakasih gan

    ReplyDelete

::. Top 5 Popular Posts Mingguan .::

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...