Mungkin bagi yang hanya melihat sekilas Toyota Corolla lansiran 1994 ini akan beranggapan mobil ini hanya sebuah kendaraan standar pabrik, karena memang benar bila dilihat dari segi eksteriornya, terutama bodi yang berkode sasis AE101 ini terlihat sangat standar tanpa ada tampang yang memberikan kesan lebih. Namun, bila bagi penggemar drag race pastinya sudah mengenal sosok mobil berplat Bandung ini berlaga. Bahkan tak tanggung-tanggung si hitam manis tersebut bertandang langsung ke kelas FFA sekaligus, so silakan tepis anggapan bahwa mobil ini merupakan standar pabrik yaah .
Memang tampang standar yang dimiliki Corolla ini sedikit menipu kemampuan dapurpacunya yang tak lagi menggunakan mesin bawaanya melainkan menyomot dari dapur olah kepunyaan Toyota Celica GT4 dengan mesinnya 3S-GTE yang memang masih keluarga besar Toyota. “Memang sengaja saya dan juga pihak bengkel untuk membiarkan tampangnya tetap standar. Hal ini bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan mesin ini dalam mencetak waktu di arena drag,” tutur Riza Ariana sebagai pemilik merangkap joky.
“Dari dulu sebenarnya senang menonton balapan drag race, bos. Dan saya memang hobi balapan. Karena saya ingin merasakan arena drag race, maka saya memutuskan untuk memakai mobil yang ada.” Ucap Chau, panggilan akrabnya.
Proyek pengarapan Corolla ini dimulai sejak tahun 2006 sampai 2008. Terbilang cukup lama kan, karena memang harus bersabar rupanya dalam mengarap mobil dan untuk mendapatkan hasil yang sempurna, namun tak hanya itu aja faktor dana juga cukup berperan lhoo…“Ya saya nunggu modal dulu bos, lagipula saya juga tidak buru-buru, yang penting santai,” timpanya.
Pemilihan mesin Celica 3S-GTE oleh pria ramah berusia 30 tahun ini tak hanya berdasarkan tenaga atau torsi yang dihasilkan dari mesin ini, tetapi rupanya juga didorong oleh faktor luck yang tinggi bagaimana tidak ia mendapatkan mesin ini dengan harga yang terbilang cukup murah. “Kebetulan ada yang jual halfcut Toyota Celica GT4. Dan saya mendapatkan harga yang murah, jadi saya pakai deh mesinnya hehehe….,” canda pria low profil ini.
Mau tau apa saja yang telah di upgrade pada mobil ini, kita liat aja bareng-bareng yaah …. Dimulai dari interior. Mobil ini memang dikhususkan untuk bisa bertanding di arena drag race, sehingga pria berdomisili Bandung ini memakai jok Bride dengan seat belt dari OMP yang membuatnya cukup “pede”, untuk "pedal to metal" pada saat balap.
Pemilihan mesin Celica 3S-GTE oleh pria ramah berusia 30 tahun ini tak hanya berdasarkan tenaga atau torsi yang dihasilkan dari mesin ini, tetapi rupanya juga didorong oleh faktor luck yang tinggi bagaimana tidak ia mendapatkan mesin ini dengan harga yang terbilang cukup murah. “Kebetulan ada yang jual halfcut Toyota Celica GT4. Dan saya mendapatkan harga yang murah, jadi saya pakai deh mesinnya hehehe….,” canda pria low profil ini.
Mau tau apa saja yang telah di upgrade pada mobil ini, kita liat aja bareng-bareng yaah …. Dimulai dari interior. Mobil ini memang dikhususkan untuk bisa bertanding di arena drag race, sehingga pria berdomisili Bandung ini memakai jok Bride dengan seat belt dari OMP yang membuatnya cukup “pede”, untuk "pedal to metal" pada saat balap.
Jangan heran bila melihat bangku bagian belakang telah dipensiunkan dan diganti dengan dengan Roll Bar untuk faktor keselamatan, selain itu juga syarat untuk mengikuti kelas FFA. Di Karena mesin yang digunakan dapat berputar lebih dari 8000 Rpm, maka Chau memakai tachometer dari Autometer berhubung bila menggunakan tachometer standarnya hanya sampai angka 8000 Rpm, sedangkan Autometer bisa sampai 11000 Rpm.
Kemudian panel indikator tambahan bermerk Pivot seperti Oil Press, Water Temp, Fuel Press, dan Turbo Timer terpajang di konsol tengah menggantikan posisi head unit. Kemudi Stir memakai Momo, dan pedal set dari Sparco. Tidak sampai situ saja, dashboard dan doortrim dibiarkan standard. “Ups, power window masih ada loch, bos.” Ucap pria yang tinggal di Jl. Antapani ini sambil menunjukkan dengan menutup kaca mobilnya
Beralih ke bagian kaki-kaki, rupanya semuanya telah dilucuti dan diganti dengan kepunyaan halfcut Toyota Celica GT4 seperti as roda, bahkan sistem 4WD nya juga dipasang karena basis Toyota Celica ini sudah ada 4WD. Hal ini memaksa untuk dilakukan wide body pada fender depan dan belakang karena as roda Celica lebih lebar ketimbang Corolla, agar roda bisa pas dengan fender. Pada bagian suspensi, Chau memakai shockbreaker Koni dari saudaranya yaitu Twincam GTi dan per Eibach untuk Corolla. Semua itu dikerjakan custom karena walaupun satu darah , rangka Corolla sangatlah berbeda dari Celica. Bagian roda, Chau mempercayakan velg Advan dipadu dengan ban Toyo Proxes R888, membuat traksi semakin bagus pada saat start.
Mesin 3S-GTE dari ST205 standardnya mempunyai tenaga sekitar 250HP, tetapi angka ini dirasa tidak cukup bagi Chau. Seiring berjalannya waktu, satu persatu bagian dari mesin diganti. Mulai dari camshaft memakai HKS 272, piston dan ring piston memakai merk Mahle ber spec low comp, Intercooler Spearco, Blow Off HKS, dan Header Custom. Sedangkan bagian pengapian memakai coil MSD dan kabel busi NGK. Kemudian Turbo standarnya di pensiunkan, diganti T04Z dari Garrett membuatnya bisa nge-boost sampai 2,2bar pada saat turbo bekerja tetapi dipasang double spring 7psi dan 14psi. Wow gede banget kan…
Untuk bagian ECU, Chau tidak memakai standard nya, digantikan dengan Stand Alone dari Haltech E8. Girboks masih memakai standardnya dari 3S-GTE karena dirasa masih cukup. Karena memiliki spec sangar, maka suplai BBM bensin yang harus dikonsumsi adalah VP Racing Fuel. Walaupun demikian, Chau masih bisa jalan-jalan memakai mobil ‘standard’ nya dengan memakai bensin Pertamax Plus. “Tapi saya jarang juga bawa jalan-jalan bos, karena berisik banget suara knalpotnya. Takut tetangga pada komplain kalo saya nyalain hehehe…” canda nya lagi yang semua pengerjaan bagian mesinnya dipercayakan kepada Progressive Motorsport.
Dengan perubahan itu semua, mobil ini bisa mencetak waktu 10,8 detik di 402 meter (diarih pada saat Event Drag Race Sentul 11-12 Desember 2010 lalu) dan dan 7,8 detik di 201 meter. Wah prestasi yang luar biasa dari mobil yang bertampang standar pabrik, karena bisa dibilang Toyota Corolla ini pertama kali yang bisa mencetak waktu secepat itu.
Dengan perubahan itu semua, mobil ini bisa mencetak waktu 10,8 detik di 402 meter (diarih pada saat Event Drag Race Sentul 11-12 Desember 2010 lalu) dan dan 7,8 detik di 201 meter. Wah prestasi yang luar biasa dari mobil yang bertampang standar pabrik, karena bisa dibilang Toyota Corolla ini pertama kali yang bisa mencetak waktu secepat itu.
“Ya butuh proses yang lama, karena kalau saya ingat dulu pertama selesai mobil ini dibangun, kemudian saya coba ikut event drag race di sentul, saya mencetak waktu 14,2 detik. Maklum bos, sambil belajar…Hahaha.” Ucap pehobi band ini. Untuk tenaga mesin ini baru hanya sekali diukur di atas mesin dyno pada saat pertama selesai mobil ini dibangun, yaitu 308WHP.
Masih ingin lebih kencang lagi dari waktu yang diraih tersebut, bos? “setiap orang pasti mendambakannya, bos. Hehehehe” ucap pria yang sangat ramah ini. Oke deh, kita tunggu sama-sama prestasi selanjutnya aja yah…. Sukse bos…
Data & Fakta:
Mesin : Swap to 3S-GTE ST205, Camshaft HKS 272, Piston & Ring Mahle, Turbo Garrett T04Z, Blow Off HKS, Intercooler Spearco, Transmisi Stock 3S-GTE, ECU Haltech, Busi & Kabel Busi MSD/NGK, Header Custom. Interior : Jok Bride, Spidometer Autometer, Oil Press-Water Temp-Fuel Press-Turbo Timer Pivot, Stir Momo, Shift Knob Custom, Pedal Set Sparco, Seat Belt OMP. Kaki-kaki : Velg Advan, Ban Toyo Proxes R888, Suspensi Koni/Eibach. Thanks To Progressive Motorsport Bandung.
Teks/edit/foto : *niel/stan/niel
No comments:
Post a Comment